Selamat Datang

Terima kasih anda telah mengunjungi blog ini

Jumat, Juli 11, 2008

Sekarang banyak sekali sinetron - sinetron yang muncul di TV, sebagian besar dari sinetron - sinetron itu adalah hasil plagiat atau menjiplak jalan

Sekarang banyak sekali sinetron - sinetron yang muncul di TV, sebagian besar dari sinetron - sinetron itu adalah hasil plagiat atau menjiplak jalan cerita dari film - film berseri Korea, Jepang, Taiwan, maupun RRC dengan mengubah jaln ceritanya menjadi lebih sadis dan kejam, dengan memasukkan tingkah laku yang sebenarnya tidak layak di pertontonkan. Perkembangan sinetron di negara kita seakan - akan ingin menunjukan kepada masyarakat luas agar selalu menjiplak hasil karya orang lain, sama sekali tidak terlihat adanya niat untuk berkarya atau menciptakan cerita sendiri. Masyarakat kita setiap hari nya selalu terdidik untuk tidak kreatif dan berusaha.

Alur cerita dan isi dari sinetron di negara kita juga sangat tidak bisa di katakan mendidik generasi dan masyarakat bangsa ini, alur cerita yang ditampilkan tidak pernah jauh dari beberapa elemen berikut : bagaimana bersikap jahat dalam menyiksa orang yang lebih lemah dan menyiksa orang yang lebih lemah itu harus sampai sekejam - kejam nya, bagaimana menjadi orang lemah yang harus pasrah dan tunduk seratus persen kalau disiksa dan diperlakukan tidak adil, atau pun salah satu elemen yang paling kental adalah makin hebat Anda disiksa dan diperlakukan tidak manusiawi itu berarti makin besar kemungkinan Anda adalah salah satu orang yang bisa tiba2 menjadi orang kaya.

Karena jika kita perhatikan, sinetron di TV kita tidak pernah jauh dari alur seperti berikut. Ada seseorang yang tidak punya, miskin, dan papa. Lalu bertemu dengan orang yang lebih kaya dan berkuasa. Orang yang lebih kaya dan berkuasa itu biasa nya ada dua pihak, pihak baik dan pihak jahat, lalu pihak jahat berusaha untuk lebih jahat dari raja neraka untuk mengusir si miskin, pihak baik hanya bisa seperti orang bodoh yang gampang dibodohi oleh si jahat dan tidakmampu berbuat apa - apa, dan seterusnya si miskin ternyata anak atau keluarga dari si kaya yang lain, dan akhirnya si miskin yang pasrah bisa menjadi orang kaya mendadak dan si jahat pun terkaget - kaget setelah mengetahui ini, dan biasa nya sih akhirnya mereka semua baikan.

Jalan cerita seperti ini lah yang akhirnya mendidik masyarakat kita dan membentuk masyarakat kita untuk menjadi seperti itu, mendidik bagaimana cara nya agar kita bisa menyiksa orang yang lebih lemah dengan maksimal, mendidik agar kita pasrah saja kalau ditindas orang lain karena makin hebat kita ditindas itu berarti kemungkinan kita menjadi orang kaya mendadak makin besar, mendidik kita bagaimana membodohi orang lain, mendidik kita agar jangan berkarya dan kreatif karena kita bisa langsung menjiplak hasil karya orang lain, mendidik kita agar menjadi orang yang licik culas dan jahat agar bisa membodohi orang kaya agar kita bisa ikut menjadi orang kaya, dan lain sebagainya

Negara berkembang seperti kita ini tidak akan pernah bisa maju jika tetap memiliki mental seperti itu, sinetron - sinetron itu adalah cermin dari adat dan mental negara kita ini, karena sinetron tersebut dibuat oleh orang indonesia dan selalu mendidik orang di negara kita agar tetap dan kalau bisa semakin terbelakang. Negara kita tidak akan pernah bisa maju walaupun 100 tahun lagi jika acara - acara TV tetap seperti ini. Apa jadi nya generasi - generasi penerus kita jika dari kecil mereka sudah di cekoki dan di ajari adat dan mental seperti yang di pertontonkan di TV. Padahal seperti kita ketahui jika TV bisa menjadi sarana untuk mendidik masyarakat, jika begitu apa jadi nya jika pendidikan yang diberikan ternyata tidak untuk membangun sesuatu yang baik melainkan untuk mem bangun sesuatu yang tidak terpuji dan bukan mental yang kuat dan baik.

Jika sejenak kita pikir kan dan kita renung kan, cerita - cerita yang ada di sinetron sama seperti keadaan negara kita, cerita tentang bagaimana menyiksa rakyat jelata dengan segala kebijakan - kebijakan yang memihak kaum elite dan kaya, bagaimana rakyat jelata di paksa untuk tidak berontak terhadap semua ketidak adilan yang di terima.

Jika kita tidak ingin berubah dari mulai sekarang maka untuk 7 generasi berikutnya kita akan tetap seperti ini bahkan bisa lebih mundur dari sekarang. Negara kita tidak hanya krisis di bidang ekonomi saja, tetapi juga krisis di bidang mental, krisis di bidang adat istiadat, krisis di bidang - bidang yang lainnya. Jika dunia sedang terkena dampak global warming maka negara kita sedang mengalami dampak krisis di segala segment kehidupan secara global.

Tidak ada komentar: