Namanya tak pernah absen dari daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes sejak 1999. Azim Hashim Premji, 62 tahun, kerap disebut-sebut sebagai Bill Gates-nya India, karena ia juga juragan bisnis komputer yang disegani. Julukan itu bertambah kuat karena Premji pun mengalirkan milyaran dolar ke sebuah yayasan pendidikan yang menyandang namanya.
Gates, sang maharaja dari imperium Microsoft, gemar beristirahat di tepian Danau Washington di rumahnya yang bergaya cottage dengan luas kira-kira dua hektare, berkamar tujuh, enam dapur, ada bioskop dan ruang perpustakaan bundar. Gates juga suka menikmati pantai, rumah perahu dan sungai buatan yang dipenuhi salmon dan trout. Bagaimana dengan Premji?
Pria kelahiran 24 Juli 1945 itu tetap setia dengan rumah satu-satunya di kampung halamannya, Bangalore. Pria Muslim Bohra (Ismaili) berdarah Gujarat itu masih menyetir sendiri mobil Ford Escort usangnya. Tak ada yang lebih digemarinya selain hiking di perbukitan berjarak enam jam bermobil dari rumahnya. Meski kini menjadi orang nomor dua terkaya di India, Premji selalu memilih penerbangan kelas ekonomi untuk keperluan bisnis.
Orang boleh beranggapan bahwa suksesnya tak lepas dari perusahaan warisan ayahnya, Wipro. Tapi, satu peristiwa selalu dikenang Premji sebagai momen terpenting dalam hidupnya. Tahun 1966, ia masih kuliah teknik kelistrikan di Standford University, California, ketika kabar duka itu datang: ayahnya meninggal dunia. Premji bergegas pulang ke India.
Untuk pertama kalinya, Premji menghadiri rapat umum tahunan pemegang saham Wipro, yang masih beromzet US$ 2,1 juta. Seorang pemegang saham angkat suara dengan saran bernada skeptis terhadap kemampuannya. “Tuan Premji, Anda sebaiknya menjual saham Anda dan menyerahkannya ke manajemen yang lebih matang, karena tidak mungkin orang seusia Anda yang belum berpengalaman bisa memimpin perusahaan ini.” Saat itu, usia Premji baru 21 tahun.
Premji menyikapi saran itu sebagai tantangan yang justru membuatnya mantap meninggalkan bangku kuliah dengan satu keyakinan: membawa Wipro menuju sukses. Ketika Premji menduduki kursi panas di puncak Wipro, yang masih bernama Western Indian Vegetable Products, hanya berdagang minyak goreng. Belakangan, perusahaan itu merambah ke lemak roti, lalu sabun dan pasta gigi, keperluan mandi bayi, produk lampu dan silinder hidrolik. Premji lalu menggiring perusahannya memasuki bidang peranti lunak komputer.
Empat puluh satu tahun kemudian, Wipro di bawah kepemimpinan Premji telah menjelma menjadi sebuah korporasi global dengan laba bersih tahun lalu sebesar 856 crore rupee (1 crore = 10 juta) atau US$ 216,4 juta. Kekayaan pribadi Premji kini bertengger di angka US$ 13,6 milyar (Rp. 128,8 trilyun).
“Saya rasa tidak ada yang rahasia,” kata Premji tentang kiat suksesnya. Menurut dia, Wipro telah berhasil membangun kultur yang kuat dalam organisasi melalui pembinaan, kepemimpinan, dan sensitivitas pada pelanggan dalam pelayanan. Selain itu, juga dikembangkan sensitivitas pada pegawai, dan semangat kuat untuk menang tanpa kompromi pada tahap mana pun di garis standar integritas tertinggi. “Kombinasi ini menjadikan kami sukses,” kata Premji, yang kembali ke Stanford pada 1999 untuk menyelesaikan gelar sarjananya di bidang teknik kelistrikan.
Koran Business India menggambarkan Premji sebagai seorang pekerja keras. “Dia orang yang lugas yang tak pernah mau mengandalkan suap.” Inilah kutipan resep suksesnya yang dirangkum Business India: “Jangan pernah mengompromikan nilai-nilai fundamental dalam situasi apa pun. Bangun kepercayaan diri, selalu melihat ke depan. Selalu tempatkan orang-orang terbaik di sekitar Anda, sekalipun mereka lebih dari Anda. Miliki komitmen obsesif pada kualitas. Bermain untuk menang. Serahkan semua kepada kekuatan Yang Di Atas.”
Wipro dan perusahaan-perusahaan sejenis mendapat peluang besar setelah IBM memutuskan keluar dari India pada 1978 gara-gara perselisihan dengan pemerintah. Tapi, terlepas dari itu, kepemimpinan Premji telah teruji. Di bawah kendalinya, Wipro mampu memikat klien-klien besar seperti Nokia, Prudential, Parlemen Skotlandia dan Microsoft. Selain itu, selama bertahun-tahun, ia menerima banyak penghargaan, yang dia yakini sebagai pengakuan terhadap setiap orang yang berkontibrusi pada Wipro.
Business India menganugerahinya gelar “Business Man of the Year” tahun 2000. Koran Economic Times memilihnya sebagai “Business Leader of the Year” tahun 2004. Koran bisnis Inggris, Financial Times, memasukkannya dalam daftar 25 milyuner teratas yang telah melakukan paling banyak hal signifikan bagi perubahan sosial, politik dan kultural (November 2004).
Majalah Time pada April 2004 menahbiskan Premji sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia. Sebelumnya, pada Agustus 2003, majalah Fortune memasukkan dia dalam daftar 25 pemimpin bisnis paling berpengaruh di luar Amerika Serikat. Di tahun yang sama (Maret), majalah Forbes menempatkan dia dalam daftar 10 orang di dunia yang punya “efek paling kuat pada perubahan,” dan majalah Business Week pada Oktober 2003 menempatkan foto Premji di sampul dengan tulisan “India’s Tech King.” Yanto Musthofa (dari berbagai sumbe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar